Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Janganlah Menasehati Orang Bodoh!



Menarik seperti apa yang dikatakan Khalifah Ali bi Abi Thalib:

“Janganlah menasehati orang yang bodoh karena dia akan membencimu. Nasehatilah orang yang berakal karena dia akan mencintaimu ”

Kata kata bijak yang disampaikan oleh Khalifah Ali ini perlu di pahami untuk melihat sebutan bodoh orang itu seperti apa. Bodoh dalam hal ini lekat dengan jahilun, bukan dalam kemampuan seni seseorang yang minim sehingga disebut bodoh.

Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al Hidayah menjelaskan, bila ingin mencari sahabat yang bisa tolong-menolong dalam menuntut ilmu, urusan agama dan dunia. Maka perhatikan lima syaratnya.

Dalam memilih sahabat hendaknya perhatikan syarat-syarat bersahabat. Maka jangan bersahabat kecuali dengan orang yang layak dijadikan sahabat.

"Rasulullah SAW bersabda: Seseorang itu mengikuti agama (cara hidup) sahabatnya. Oleh karena itu hendaklah seseorang kamu lihat terlebih dahulu siapakah yang patut dijadikan sahabat." (HR Abu Daud, Tarmizi dan Baihaqi).

Bila ingin mencari sahabat yang bisa tolong-menolong dalam menuntut ilmu, urusan agama dan dunia, maka perhatikan lima syarat ini.

Orang yang berakal. Sebab tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang yang bodoh, karena akibatnya akan membawa pada permusuhan dan menyakiti hati.

Orang yang baik akhlaknya. Maka jangan bersahabat dengan orang yang jahat, yaitu orang yang tidak dapat mengontrol dirinya ketika marah dan tidak dapat mengontrol dirinya ketika dirangsang nafsu syahwatnya.

Orang yang shaleh. Maka jangan bersahabat dengan orang yang fasik, yakni orang yang selalu mengerjakan dosa besar. Orang fasik adalah orang yang tidak takut pada Allah SWT, sehingga ia tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Bahkan pendiriannya tidak tetap, selalu berubah-ubah mengikuti keadaan dan tekanan.

Jangan bersahabat dengan orang yang tamak dunia. Orang yang tamak dunia adalah racun yang dapat membunuh. Bila sering duduk bersama orang yang tamak dunia akan membuat kita semakin bertambah tamak pada dunia. Sebaliknya, sering duduk bersama orang yang zuhud akan menambah zuhud kita.

Orang yang benar. Maka jangan bersahabat dengan pendusta. Kemungkinan besar ia akan menipu kita.

Imam Al Ghazali mengatakan, inilah lima syarat yang perlu dicari dalam memilih sahabat. Barangkali akan sulit menemukan orang yang memenuhi lima syarat ini walaupun mereka mengaji dan duduk di masjid.

Salah satu syaratnya, bersahabat dengan orang yang berakal karena tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang yang bodoh. Sebab akibatnya akan membawa pada permusuhan dan dan menyakitkan hati. Musuh yang berakal lebih baik daripada sahabat yang bodoh.

Makna bodoh atau jahilun

Jahilun atau bodoh lebih mengacu pada orang yang selalu benar sendiri dan tidak menerima kebenaran yang ada dalam Al Quran maupun Assunah. Karenanya kala menasehati orang yang benar-benar bukan simpati yang didapat yang melahap dia akan tersinggung dan malah menyerang.

Banyaknya orang bodoh saat ini adalah penyebab keruh dan pertikaian umat manusia saat ini, menganggap dunia itu kekal selalu tidak puas dengan apa yang didapatnya yang paling parah dari keimanan mereka. Kebodohannya lebih cenderung karena tipuan baik dari hawa nafsunya yang ternyata menyesatkan. Dia tidak dapat membedakan mana teman dan mana musuh.

Makna orang berakal

Lalu bagaimana orang sebaliknya yakni berakal, tentu kebalikan dengan orang yang bodoh sangat paham akan jati dirinya selalu menjaga Al Quran dan assunah sebagai petunjuk dan barunya. Orang berakal ini adalah orang yang cerdas yang mampu membedakan baik dan buruk sehingga tidak menambah nafsu nafsu, menjadikan kebutuhan dunia sebatas dapat diisi kepada Allah dan sangat dapat membedakan mana kawan dan mana musuh sehingga hidupnya tertata dan lurus penuh berkah.

orang yang berakal bila mendapat nasehat dia akan mencerna lebih dahulu tidak melihat siapa yang mengucapkan sehingga obyektif pada kebenaran yang diucapkan. Bila benar dia kan bersyukur di ingatkan walau itu muncul dari musuhnya sekalipun.

Cara menghadapi orang bodoh

Bila demikian pikir dulu kalau ingin menasehati orang bodoh. Ungkapan jangan yang sia-sia Khlaifah Ali tentu memiliki makna ada mudharat atau sia-sia bila melakukannya.

Terkait dengan menasehati orang bodoh, ada pendapat ulama imam Syafi'i kala menghadapi orang bodoh:

“Orang bodoh bicara padaku dengan segenap kejelekan dan akupun enggan menjawabnya. Dia semakin bertambah kejahilannya dan aku semakin bertambah kesabarannya seperti gaharu di bakar, akan semakin menebar kewangian. ”

Dari ungkapan itu Imam Safiie enggan menganggap orang bodoh apalagi berdebat dengannya ada alasan lain yakni bila kita melayani akan susah sendiri dan bila dijadikan teman akan selalu menyakiti hati.

Wallahu a'lam

Posting Komentar

0 Komentar