Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Masjid Raya Sulaimaniah | Arsitektur Islam di Turki


Arsitektur Islam di Turki - Peradaban suatu bangsa salah satunya diwakili oleh karya arsitektur, yang menunjukkan keberhasilan seorang pemimpin besar di negaranya. Karya arsitektur menjadi simbol dan kebanggan suatu bangsa bahkan agama, seperti Ka'bah bagi umat Islam.

Masjid Raya Sulaimaniah terletak di atas bukit, adalah salah satu masjid terbesar dan tertua di Kota Istanbul Turki, yang merupakan peninggalan bersejarah dari masa kejayaan Dinasti Turki Ottoman. Peninggalan 5 abad yang lalu ini merupakan salah satu landmark dari The Old City Istanbul yang terkenal di seluruh penjuru dunia.

Sejarah Masjid Raya Sulaimaniah

King Suleiman membangun masjid ini untuk menyaingi kemegahan Hagia Sophia yang notabene adalah basilica yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi Timur sebelum di ambil alih oleh Sultan Mehmed II. Masjid Raya Sulaimaniah dibangun pada tahun 1550 dan selesai pada tahun 1558 atas perintah Sultan Sulaiman (Sultan Süleyman) atau yang lebih sering disebut King Suleiman dengan gelar Suleiman The Magnificent, dengan biaya setara 21 Juta Lira atau sekitar 199,4 Miliar Rupiah untuk membangun Masjid Sulaimaniah.


Arsitektur Masjid Raya Sulaimaniah

Perpaduan budaya Islam dan Byzantium sangat terasa dalam karya arsitektur bangunan Masjid Raya Sulaimaniah, hal ini tampak pada bentuk dan struktur bangunan jelas pengaruh kebudayaan Byzantium yang amat kuat.

Penggunaan kubah besar pada bagian atap Masjid Raya Sulaimaniah juga mencirikan kebudayaan Byzantium yang dapat kita temukan pada Hagia Sophia yang pada mulanya merupakan basilica/ katedral kekaisaran Romawi Timur.


Mimar Sinan adalah arsitek yang paling dikenal sebagai arsitek masjid-masjid besar pada jaman raja Utsmani yang kokoh dan bisa dilihat hingga sekarang, di antaranya Masjid Sehzade, Masjid Suleyman Istanbull, dan Masjid Selim di Edirne.

Wilayah Istanbul yang rawan gempa, melahirkan karya arsitektur yang baru ketika Ia memperbaiki kubah Hagia Sophia dengan membangun tembok bertulang di sekililingnya. Apa yang dilakukannya itu merupakan inovasi baru bagi dunia pengetahuan arsitektur secara luas untuk model bangunan tahan gempa.

Sinan juga membangun 2 menara kokoh mengelilingi Hagia Sophia. Dari 4 menara yang terlihat hingga sekarang, 2 di antaranya adalah menara buatan Sinan. Ia juga menambah kaligrafi pada dinding Hagia Sophia.

Terinspirasi dari gereja Bizantium, kubah pusat yang besar menjadi titik fokus pengembangan dan menjadi khas masjid-masjid Utsmani.

Ia juga menggunakan menara tinggi yang ramping di setiap sudut masjid untuk membingkai karyanya. Menara dan kubah-kubah kecil yang mengelilingi kubah utama mampu mencri perhatian dan memberi kesah gagah.

Sinan banyak dipengaruhi oleh Hagia Sophia dalam merancang pembangunan masjid-masjid, seperti pada Masjid Suleyman di Istanbul yang dibangun pada tahun 1550-1557. Masjid ini dianggap oleh banyak sarjana sebagai karya terbaiknya.

Kubah utama yang besar memiliki 32 lubang, dengan tujuan mengurangi beban kubah serta berfungsi sebagai penerangan ruang dalam masjid. Ini adalah salah satu masjid terbesar yang pernah dibangun di Kekaisaran Ottoman.

Bangunan masjid memiliki tinggi 53 meter dengan diameter kubah 26 meter. Pada sisi kiri dan kanan masjid terdapat empat buah menara dengan ketinggian 72 meter.

Masjid raya sulaimaniah, masjid raya sulaimaniah turki, masjid raya sulaimaniah istanbul turki

Perpaduan seluruh bagian masjid yang terlihat sangat megah dan indah ini benar-benar melambangkan kejayaan Dinasti Ottoman pada masa silam.

Keindahan dan kemegahan Süleymaniye Mosque ini tak lepas dari peranan seorang arsitek terkenal bernama Mimar Sinan. Beliau juga berperan dalam merancang banyak bangunan megah terkenal lainnya seperti Blue Mosque (Masjid Sultan Ahmed), Masjid Sultan Selim di Edirne, dan Taj Mahal di India.

Interior Masjid Raya Sulaimaniah

Setiap bangunan bersejarah peninggalan peradaban Kerajaan Ottoman mempunya ciri dengan permainan geometris dan paduan warna  dalam ornamennya menghiasi hampir semua ruang dalam bangunan Masjid Raya Sulaimaniah ini.

Kubah masjid memiliki diameter 26 meter dan tinggi 51,8 meter dengan dua buah sub kubah di kedua sisinya, jika kita memandang ke atas serasa sangat tinggi dan luas sekali bagian dalam masjid ini.



Ornamen kaligrafi pada keramik monolit yang membentuk pola khas geometri melengkapi keindahan Masjid Raya Sulaimaniyah.

Pada bagian belakang halaman masjid terdapat makam tempat di semayamkannya Sultan Sulaiman I (King Suleiman) dan istrinya yang bernama yaitu Roxelana (Haseki Hürrem Sultan).

Di tempat ini juga terdapat makam para sultan dari Kekaisaran Ottoman dan keturunannya. Sang arsitek jenius yang merancang Masjid Sulaimaniah, juga di makamkan di tempat ini.



Posting Komentar

0 Komentar