Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Amal Jariah | Pahala Yang Terus Mengalir


Ditinjau dari beberapa hadits Nabi SAW, ada beberapa amalan yang berguna untuk orang yang sudah meninggal dunia, yaitu : Hadis tentang amal jariyah yang populer dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Jika manusia mati maka terputuslah amalnya, kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya’ [Riwayat Bukhari dan Muslim]

Amal Jariyah adalah sebutan bagi amalan yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah wafat. Amalan tersebut terus memproduksi pahala yang terus mengalir kepadanya.

Hadits tersebut hanyalah sekedar menyebut jumlah, tidak bermaksud membatasi hanya pada tiga amal tersebut. Dalam hadits-hadits lain, kita akan temukan bahwa selain tiga amal tersebut, masih banyak amal lain yang tetap mengalir kepada orang yang sudah mati setelah kematiannya.

Arti Kata Amal Jariyah

Amal Jariyah itu adalah istilah khas Indonesia. Padahal kata amal jariyah tersebut berasal dari bahasa Al-Qur’an dari kata-kata a’malun (perbuatan hasil karya) yang mengalami perubahan bentuk bisa menjadi a’mila yang artinya “mengerjakan”. Dan kata a’mila ini kebanyakan bersatu dengan kata-kata “shalihan” (shaleh) menjadi “amila shalihan” (mengerjakan amal shaleh). Penyatuan dua tersebut dapat dijumpai dalam:



Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak [pula] mereka bersedih hati. [Al-Baqarah : 62]



Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS. An-Nahl : 97]

Demikian kata-kata a’milu juga menyatu dengan kata-kata “shalihat” menjadi “a’milu shalihat” (berbuat baik) ayat-ayatnya pun dapat dijumpai dalam:



sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. [Al-Baqarah : 25]


Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.[Al-Baqarah : 82]

Adapun kata “jariyah” (mengalir) dalam Al-Qur’an tidak pernah menyatu dengan kata-kata amal jariyah yang sering disebut sebagai “amal jariyah”. Kata “jariyah” di dalam Al-Qur’an dapat dijumpai dalam:


“Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik [sampai ke gunung] Kami bawa [nenek moyang], kamu ke dalam bahtera,” [Al-Haaqqah : 11]


“Di dalamnya ada mata air yang mengalir.” [Al-Ghasyiyyah: 12]


“dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah,”[Al-Dzariyat: 3]

Sebutannya “amal jariyah” memiliki artinya perbuatan baik yang terus mengalir manfaatnya, maupun pahalanya.


“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” [At-Tin : 6]

Penyatuan kedua kata dalam Al-Qur’an (a’mal jariyah) ini sebenarnya menunjukkan dorongan atau motivasi supaya kita secara istiqamah (terus menerus) mengerjakan perbuatan kebajikan, karena dibalik itu ada manfaat dan pahala yang terus mengalir tanpa putus.

Kata-kata Bijak Walisongo

Memayu hayuning bawono, ambrasto dur hangkoro

Artinya, selama hidup di dunia, kita harus berusaha menggapai keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Lebih dari itu, kita juga harus berusaha untuk memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak.

Jangan sampai keserakahan terhadap dunia membuat lupa akan tanggung jawab kita sebagai khalifah di muka bumi.

Suro diyo joyo jayaningrat, lebur dening pangastuti

Filofosinya, bahwa segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijaksana, lembut hati, dan sabar. Sunan Kalijaga mengajarkan kepada kita agar selalu menjaga hati dan tidak termakan hawa nafsu yang biasanya menjerumuskan.


Referensi:
  • http://www.kampusislam.com
  • www.Arrahmah.com
  • https://www.quranexplorer.com

Posting Komentar

0 Komentar