Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hati Yang Keras Menjadi Luluh Setelah Mendengar Al Qur'an


Semula Umar bin Khattab menentang Islam bukan karena dia tidak mengerti dengan ajaran Nabi Muhammad saw. Atau pun karena fanatik dengan agama leluhurnya, menyembah berhala. Dia memiliki pemikiran kalau Nabi Muhammad saw. dengan ajaran barunya telah membuat masyarakat Quraisy secara khusus dan masyarakat Makkah secara umum terpecah belah dan berkonflik.

Ia tidak menghendaki keadaan seperti itu. Dia ingin agar masyarakatnya tidak pecah, bersatu, tertib, dan stabil. Untuk mengembalikan keadaan masyarakat Quraish seperti sediakala, maka satu-satunya jalan adalah dengan menghentikan dakwah Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya. Paradigma pemikiran seperti itu lah yang membuat Umar bin Khattab sangat keras menentang dan memusuhi Islam. Bahkan, beberapa kali Umar bin Khattab sampai berpikir untuk menghabisi Nabi Muhammad saw., orang yang dianggap telah memecah belah masyarakat Quraisy.

Manusia hanya berencana, Allah lah yang mewujudkannya. Meski semula menentang Islam, tapi kelak Umar bin Khattab akan menjadi pembela Islam yang sangat gigih dan terdepan. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan mengenai awal mula dan sebab Sayyidina Umar bin Khattab mendapatkan hidayah dan masuk Islam.
Riwayat pertama, suatu ketika Sayyidina Umar bin Khattab pergi ke tempat Nabi Muhammad saw. untuk membunuhnya. Di tengah jalan dia papasan dengan Nu’aim bin Abdullah. Nu’aim menyarankan Sayyidina Umar agar membatalkan rencananya itu. Ia juga meminta Sayyidina Umar untuk mengurus saudarinya, Fatimah binti Khattab, dan iparnya, Sa’id bin Zaid bin Amr, yang sudah masuk Islam, sebelum menghadapi Nabi Muhammad saw.

Sayyidina Umar langsung ke rumah Fatimah untuk membuat perhitungan karena adiknya telah masuk Islam. Ketika sampai di depan rumah, dia mendengar Khabbab bin al-Arat sedang membacakan Al-Qur’an Surat Thaha kepada Fatimah dan Sa’id bin Zaid bin Amr.

Surah Thaha ayat 1-6.

{طه (١) مَا أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (٢) إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (٣) تَنزيلا مِمَّنْ خَلَقَ الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلا (٤) الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (٥) لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى(٦)

Yang artinya: “Kami tidak menurunkan kepadamu Alquran supaya kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah. Yaitu (Alquran) yang diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Tuhan Yang Mahapemurah, yang bersemayam di atas arsy. MilikNya semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi dan apa yang ada di antara keduanya serta semua yang di bawah tanah."

Usai membaca ayat-ayat tersebut, bergetar jiwa Sayyidina Umar kemudian beliau bergegas menemui Nabi, namun kini bukanlah untuk membunuh Rasulullah.

Singkat cerita, Sayyidina Umar luluh hatinya dan terkesima dengan keindahan kata-kata Al-Qur’an yang dibacakan Khabbab. Seketika itu, dia meminta Khabbab untuk mengantarnya bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan menyatakan diri masuk Islam.

Riwayat kedua, pada saat itu Sayyidina Umar hendak mencari teman-temannya untuk diajak mimum khamr. Namun, dia tidak menemukan temannya itu. Akhirnya, dia memutuskan pergi ke Ka’bah untuk thawaf. Di sana, dia mendapati Nabi Muhammad saw. tengah mengerjakan shalat. Melihat hal itu, Sayyidina Umar penasaran dan ingin mendengar apa yang diucapkan Nabi Muhammad saw. Ia kemudian menyelinap ke dalam bilik Ka’bah, hingga jaraknya dengan Nabi Muhammad saw. hanya dibatasi kain Ka’bah.

“Setelah saya dengar Al-Qur’an itu dibacanya, hati saya rasa tersentuh. Saya menangis; Islam sudah masuk ke dalam hati saya. Sementara saya masih tegak berdiri menunggu sampai Rasulullah selesai shalat,” kata Sayyidina Umar, dikutip dari buku Umar bin Khattab (Muhammad Husain Haekal, 2015).

Nabi Muhammad saw. pulang ke rumahnya setelah menyelesaikan shalatnya. Sementara Sayyidina Umar membuntuti di belakangnya. Ketika sudah dekat dengan rumahnya, Nabi Muhammad baru sadar kalau sedang diikuti Sayyidina Umar. Awalnya Nabi Muhammad saw. terperangah dan mengirakan Sayyidina Umar akan menyakitinya. Setelah ditanya maksud dan tujuannya, Sayyidina Umar langsung menyatakan diri beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad saw.

“Kemudian ia (Nabi Muhammad saw.) mengusap dada saya dan mendoakan saya agar tetap tabah,” kenang Sayyidina Umar.

Kata-kata Bijak Umar bin Khattab

  1. "Dari begitu banyak sahabat, aku tak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezeki, tapi tidak menemukan rezeki yang lebih baik daripada sabar".
  2. "Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah keadaan tenang dan sabar".
  3. "Manusia yang berkal adalah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat".
  4. "Bila engkau hendak memuji seseorang, maka pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun di dunia yang lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah".
  5. "Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku".
  6. "Jangan berlebihan dalam mencintai sehingga menjadi keterikatan, jangan pula berlebihan dalam membenci sehingga membawa kebinasaan".
  7. "Jikalau kita letih karena kebaikan maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Namun, jikalau kita bersenang-senang dengan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa itu akan kekal".
  8. "Jangan bersedih atas apa yang telah berlalu, kecuali kalau itu bisa membuatmu bekerja lebih keras untuk apa yang akan datang".
  9. "Terkadang, orang dengan masa lalu paling kelam akan menciptakan masa depan yang paling cerah".
  10. "Aku khawatir akan datangnya hari di mana orang-orang yang tidak beriman merasa bangga dengan kedustaannya, sementara orang-orang yang beriman malu dengan keimanannya".







Posting Komentar

0 Komentar