Arsitektur islam dalam perkembangannya - Konsep dasar pemikiran arsitektur islam sangat kuat dipengaruhi oleh Al Quran dan Hadist serta kehidupan Nabi Muhammad SAW. beserta para sahabat, dengan tujuan untuk ingat kepada Allah SWT.
Arsitektur islam tidak dapat terlepas dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan akan ruang yang dapat memberikan rasa nyaman bagi penghuninya baik jasmani maupun kebutuhan rohaninya.
Secara spesifik bangunan Arsitektur Islam masih diwakili pada bangunan Masjid, Madrasah dan rumah Tinggal Raja. Perkembangan arsitektur islam sangatlah luas termasuk bangunan tempat tinggal dan bangunan keagamaan. Di wilayah istana, benteng, masjid, kuburan, bak pemandian umum, air mancur, dan lain-lain.
Perkembangan Arsitektur Islam
Perkembangan arsitektur islam tidak dapat lepas dari dinasti kerajaan islam yang besar. Pembangunan karya arsitektur yang memerlukan biaya tinggi, hampir selalu dijadikan simbol suksesnya seorang raja.
Diawali dengan berdirinya Masjid Juatha di Arab Saudi oleh Khilafah Rashidun yang memerintah pada tahun 632-661. Pada masa pemerintahan Khalifah Umayyah di tahun 661-750, arsitektur islam berkembang dengan adanya perpaduan arsitektur barat dan arsitektur bergaya timur. Kombinasi arsitektur Byzantium dan arsitektur Sassanid mendominasi pada zaman ini, dengan lahirnya permainan warna pada cat dinding, mosaik, relief, juga ditambahkannya mihrab ke dalam masjid yang seolah-olah menjadi persyaratan utama desain masjid.
Tinjauan Struktur pada Arsitektur Islam
Perkembangan arsitektur islam dimulai dari dinding sebagai pemikul (bearing wall). Dimana struktur bearing wall mempunyai karakter tersendiri, sehingga tampilan arsitekturnya telihat berat/kokoh pada dindingnya dan sulit untuk menciptakan bentang ruang yang luas dan tidak dinamis.
Sejarah Lengkung dan kubah adalah upaya untuk mendapat menyalurkan gaya dan tanpa memerlukan semen sebagai pengikat. Bentuk lengkung inilah yang menjadi ciri khas arsitektur Byzantium dan Sassanid. Bentuk lengkung adalah tuntutan stuktur kala itu.
Perjalanan waktu yang panjang menjadikan gaya arsitektur islam (kubah dan lengkung) menjadi simbol yang mengikat.
Berkembangnya teknologi beton bertulang pada pertengahan abad 1800-an, membuat perwajahan arsitektur menjadi lebih dinamis. Namun hal ini sulit diterapkan pada arsitektur islam terutama pada bangunan Masjid yang kental dengan kubahnya.
Memang terasa aneh (bukan salah) jika masjid tidak berkubah yang sudah menjadi ikon. Coba kita perhatikan masjid berarsitektur modern berikut.
Masjid yang diarsiteki oleh Ridwan Kamil ini mencoba menerapkan struktur moderen dalam sebuah bangunan majid yang menghasilkan tampak garis-garis lurus yang tegas dimana bentuk seperti ini tidak dapat dilakukan jika menggunakan struktur bearing wall.
Teknologi beton bertulang merupakan titik awal berkembangnya arsitektur modern. Ciri khasnya adalah bergesernya pola arsitektur lengkung menjadi pola segitiga dan kotak.
Asitektur tak dapat lepas dari fungsi kekuatan. Simbol kekuatan jika dilihat dari studi pendekatan bentuk dasar, segitiga adalah suatu bentuk dasar yang tak dapat berubah (rigid). Atas dasar itulah para arsitek modern sering menampilkan bentuk-bentuk segitiga.
Ciri-ciri dari arsitektur islam
Ada beberapa hal yang harus dipegang dalam perencanaan arsitektur Masjid. Disini bukan mempertentangkan masalah akidah, namun beberapa persyaratan berikut sudah menjadi pedoman.
- Poros/Arah kiblat dalam membangun masjid.
- Ornamen menghindari simbol-simbol mahluk hidup
- Poros toilet tidak boleh searah dengan poros kiblat
Berbicara tentang arsitektur tidak dapat lepas dari teknologi, karena bangunan-bangunan besar menuntut teknologi canggih.
Arsitektur tidak hanya atau bahkan bukan ragam hias/corak/ornamen yang menghiasi detail dinding-dinding ruangan.
Penulis; suryanto tabrani
0 Komentar